MEMBANGUN WIRAUSAHA DI BIDANG
TEKNOLOGI INFORMASI
KELOMPOK
KECIL
EDHO PRATAMA BISMA ANDIKA 52412355
MUHAMMAD YAASIIN 55412128
RIZKY HERPUWARDI 56412608
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA | FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ABSTRAK
Untuk membangun suatu badan usaha
diperlukan persiapan yang matang, pertimbangan
utama pemilihan bentuk badan usaha seperti : jenis usaha yang dijalankan,
perkembangan usaha, kapasitas keuangan, kemudahan pendirian, kewajiban dari
pertauran pemerintah, batas wewenang dan tanggung jawab pemilik, besarnya
resiko kepemilikan dan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha.
Ada
beberapa faktor yang harus dihadapi dan diperhitungkan dalam pendirian badan
usaha khususnya di bidang IT, barang atau jasa yang akan dijual harus sangat
diperhitungkan dengan matang. Selain itu sumber daya manusia atau tenaga
kerjanya juga harus berkompeten dibidangnya. Digital literacy mutlak diperlukan untuk seluruh
sumber daya manusia. Digital literacy didefinisikan sebagai kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki oleh setiap umat manusia di abad teknologi saat ini,
untuk dapat secara mudah, efektif, dan efisien di dalam menggunakan
teknologi-teknologi yang ada.
Kata Kunci : Badan Usaha, Teknologi Informasi, Bisnis
PENDAHULUAN
Teknologi Informasi
tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi merupakan semua perangkat
atau peralatan yang dapat membantu seseorang bekerja dan segala hal yang
berhubungan dengan suatu proses, dan juga bagaimana suatu informasi itu dapat
sampai ke pihak yang membutuhkan, baik berupa data, suara ataupun video. Di
bidang ekonomi dan bisnis, perkembangan teknologi telah dan sangat berpengaruh
terhadap aspek ekonomi dan bisnis di dunia dan secara khusus di Indonesia. Wirausaha
merupakan salah satu contoh perusahaan bisnis yang bergerak di bidang TI.
Dua aspek penting
dalam pengembangan bisnis yang berhubungan dengan Teknologi Informasi adalah
infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Selain kedua aspek tersebut,
tentunya masih banyak aspek lain seperti finansial. Namun, lemahnya
infrastruktur dan kelangkaan SDM merupakan penyebab utama lambannya bisnis IT.
Langkanya sumber daya manusia IT yang menguasai digital literacy merupakan masalah utama di seluruh dunia.
Kelangkaan ini disebabkan meledaknya bisnis yang berbasis IT (dan khususnya
bisnis yang berbasis Internet).
KAJIAN TEORI
Dunia
Teknologi Informasi (IT) adalah sebuah dunia usaha dan teknologi yang paling
banyak menghasilkan enterpreneur yang sukses baik secara bisnis maupun
keuangan. Nama-nama seperti Hewlet-Packard, Bill Gates, Lerry Elison, Steve
Jobs, dan Michael Dell merupakan nama-nama pendiri perusahaan di bidang
Teknologi Informasi, dan merupakan entrepreneur murni karena mereka memulai
usaha yang baru sama sekali dan di usia yang cukup muda.
Melihat
kondisi inilah maka tidak heran kalau banyak sekali enterpreneur yang ingin
mendirikan usaha dalam bidang IT, bahkan di era dot-com, hampir semua
entrepreneur berusaha mendirikan perusahaan dot-com. Seiring dengan berlalunya
era dot-com dan dengan jatuhnya banyak perusahaan dot-com, tetap tidak
mengurangi semangat para entrepreneur muda untuk mencoba peruntungan mereka
dalam dunia IT ini.
Membangun
usaha dalam bisnis IT
Dunia
IT merupakan sebuah dunia yang sangat menjanjikan bagi para entrepreneur muda
karena sifatnya yang sangat terbuka bagi siapa saja yang berminat memasukinya,
bahkan untuk menggambarkan betapa terbukanya bidang ini dinyatakan oleh
pernyataan seorang aktor dalam sebuah film fiksi tentang perusahaan IT yang berjudul “Anti
Trust” mengatakan bahwa “Every student who works on their
garage is potentianly become a competitor in this business…”
Setiap
mahasiswa yang bekerja dari sebuah garasi di rumahnya untuk membuat perangkat
lunak IT berpotensi untuk menjadi pesaing bagi perusahaan yang telah beroperasi
terlebih dahulu. Seperti juga sebuah bisnis pada umumnya, jika gampang
memasukinya maka gampang pula untuk terlempar keluar dari persaingan, oleh
sebab itu pemahaman dan pemilihan dalam membangun sebuah bisnis, khususnya
dalam bidang IT sangat menentukan sukses tidaknya usaha tersebut dijalankan.
Walaupun banyak sekali bidang bisnis IT,
tetapi pada umumnya bidang usaha yang sering dimasuki oleh seorang pebisnis
baru adalah perusahaan pengembangan perangkat lunak aplikasi (software house),
konsultan implementasi teknologi informasi baik itu implementasi hardware
maupun implementasi software, distributor dari produk-produk IT, baik hardware
ataupun software dan training dan pendidikan bidang IT. Dari keempat bidang
itulah, muncul berbagai varians dari bisnis IT yang biasanya merupakan bentuk
spesialisasi dari keempat bidang usaha tersebut. Untuk sukses dalam bisnis
dalam bidang ini faktor yang paling berpengaruh adalah ketepatan memasuki pasar
(time-to-market) dan juga kualitas sebuah produk atau solusi yang dimiliki.
Terlambat memasuki pasar berarti akan kehilangan kesempatan menjadi market
leader, sedangkan terlalu awal masuk pasar akan dibebani biaya besar untuk
melakukan pendidikan pasar. Faktor yang kedua yaitu kualitas dari produk atau
solusi yang akan menjamin kesinambungan perusahaan dalam bisnis ini. Kualitas
yang jelek akan menyebabkan hilangnya kepercayaan dari pelanggan,
walaupun time-to-market nya sudah tepat.
Walaupun
pilihan bisnis sudah dilakukan dan juga time-to-market sudah dipilih dengan
baik, masih terdapat beberapa syarat yang perlu diperhatikan untuk dapat
menjamin suksesnya usaha yang dibangun. Syarat-syarat tersebut meliputi:
·
Melakukan pilihan terhadap jenis usaha
yang paling dikuasai oleh si entrepreneur baik dalam bidang teknologi ataupun
dalam bidang pasar dan pelanggan yang membutuhkan market tersebut.
·
Melakukan pillihan pada jenis usaha yang
mempunyai prospek pasar yang akan berkembang di masa mendatang. Memasuki usaha
yang sudah ada hanya akan menambah ketat persaingan yang pada akhirnya akan
mengurangi margin keuntungan usaha.
Untuk menjadi seorang entrepreneur, apalagi entrepreneur
muda dalam bidang IT, semangat saja belumlah cukup. Diperlukan berbagai
keterampilan dan kemampuan dari sang entrepreneur untuk dapat sukses memasuki
bidang tersebut. Beberapa kemampuan utama yang harus dimiliki oleh seorang
Enterpreneur dalam bidang IT adalah:
·
Kemampuan dalam bidang Penjualan
(Salesmanship). Kemampuan ini merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki
oleh seorang entrepreneur untuk membujuk calon pelanggan dalam menggunakan
produk dan solusi yang dimiliki. Kegagalan dalam melakukan kegiatan penjualan
maka perusahaan akan mati dan gagal untuk bertumbuh.
·
Kemampuan dalam bidang teknis yg cukup
baik mengenai produk atau solusi yang ditawarkan. Kemampuan ini akan memberikan
jaminan bahwa si entrepreneur mengetahui dengan pasti produk atau solusi yang diberikan
dan mampu menjaga kualitas dari produknya untuk kepuasan pelanggan.
·
Pemahaman dalam bidang keuangan perusahaan
(Accounting, Financial Report, Cash-flow management, dan lain-lain). Kemampuan
dalam bidang ini sangat diperlukan untuk dapat melakukan perencanaan dan
pengendalian operasi perusahaan. Kegagalan dalam bidang ini akan menjadikan
perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang berakibat dari gagalnya operasi
perusahaan walaupun pada saat yang sama perusahaan memiliki pesanan yang cukup
besar.
·
Kemampuan dalam bidang Human-Relationship
adalah kemampuan yang tidak kalah pentingnya untuk dikuasai oleh seorang
entrepreneur. Bidang bisnis IT sangat didominasi oleh manusia baik pembangun
solusi ataupun pengguna, bahkan dalam dunia implementasi aplikasi perangkat
lunak terdapat sebuah pendapat tak tertulis yang menyatakan bahwa faktor sukses
tidaknya sebuah implementasi aplikasi perangkat lunak 20% ditentukan oleh
produknya sedangkan 80% lebih ditentukan oleh manusianya yang meliputi
programmer, konsultan, manajer proyek, dan juga pengguna akhir. Hal ini menjadi
indikator sangat kuat bahwa faktor Human-Relationship sangat berpengaruh dalam
kesuksesan entrepreneur dalam bidang IT.
Lingkungan Usaha di Indonesia
Sebuah perusahaan ibaratnya
sebuah bibit tanaman yang disebarkan di permukaan tanah. Tumbuh tidaknya sebuah
bibit selain ditentukan oleh kualitas bibit itu sendiri juga ditentukan oleh
lingkungan tempat bibit tersebut berada. Dalam melakukan kegiatan sebagai
entrepreneur bidang IT di Indonesia, lingkungan dan kondisi usaha di Indonesia
sangatlah menentukan sukses tidaknya perusahaan yang baru dibangun oleh seorang
entrepreneur.
Secara umum, lingkungan dan
kondisi usaha di Indonesia masih belum mampu mendukung seorang entrepreneur
untuk dengan mudah mendirikan dan menjalankan perusahaan sendiri khususnya
usaha dalam bidang IT. Beberapa kondisi ekonomi dan dunia usaha Indonesia yang
tidak kondusif seperti:
·
Belum adanya regulasi khusus yang
mendukung kegiatan perusahaan start-up seperti tidak adanya insentif pajak dari
pemerintah. Di Indonesia, semua perusahaan baik perusahaan kecil atau besar
mengikuti peraturan yang sama. Hal ini memang seringkali dirasakan memberatkan
bagi perusahaan start-up yang tentunya terbatas dalam bidang operasi dan
pendanaannya.
·
Belum adanya dukungan dari dunia komunitas
keuangan Indonesia seperti belum adanya kredit dari perbankan untuk operasi
perusahaan dengan bunga dan persyaratan yang memadai. Hampir semua bank
mensyaratkan agunan (kolateral) dalam bentuk bangunan atau deposito untuk
setiap usulan pendanaan yang dipastikan sangat sulit dilakukan oleh sebuah
perusahaan start-up. Bahkan dalam lingkungan entrepreneurship sering dikenal
sebuah pameo yang mengatakan perbankan hanya meminjamkan uang kepada perusahaan
yang tidak membutuhkan pendanaan, sedangkan perusahaan yang membutuhkan
pendanaan sangat sulit dalam mengakses fasilitas keuangan yang ada.
·
Masih lemahnya perlindungan dan
penghargaan dalam bidang patent yang berakibat masih kurangnya entrepreneur
Indonesia yang menekuni pengembangan perangkat lunak aplikasi, karena tidak ada
jaminan bahwa aplikasi mereka tidak digandakan secara illegal.
·
Belum adanya semangat untuk mendukung
dunia wirausaha dari perusahaan pemerintah di Indonesia. Hal ini dapat dilihat
dari peraturan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan negara atau BUMN
dilakukan minimal 30 hari setelah semua dokumen disetujui. Persyaratan ini
berlaku bagi perusahaan besar dan juga perusahaan kecil yang berarti bahwa
perusahaan kecil atau baru memberikan pinjaman selama setidaknya 30 hari kepada
perusahaan negara atau BUMN tersebut. Hal ini tentunya sangat memberatkan
perusahaan start-up
Itulah kondisi dan lingkungan dunia usaha di Indonesia
yang menurut pandangan penulis sampai saat ini belum kondusif untuk mendukung
semangat kewirausahaan (entrepreneurship) di Indonesia. Sebagai perbandingan,
di Canada terdapat sebuah badan yang disebut IRAP (Industrial Research
Assistance Programme) yang merupakan bagian atau program dari National
Research Council. Misi dari IRAP ini adalah membantu industri kecil
dan menengah dalam mengembangkan kemampuannya di bidang teknologi dan inovasi.
IRAP memberikan konsultasi pada usaha bisnis baru tentang potensi, kelemahan
dari bisnis tersebut, kompetitor, dan pakar-pakar di Canada yang dapat
dihubungi untuk melakukan konsultasi teknologi, dan hal-hal lain yang sangat
berguna bagi perusahaan yang baru berkembang. Semua jasa konsultasi tersebut
dapat diperoleh dengan biaya yang sangat terjangkau. Di samping itu, Canada
juga memiliki sebuah pasar modal yang dikhususkan bagi perusahaan start-up yang
sebagian besar merupakan perusahaan IT.
Kondisi di Canada ini merupakan kondisi ideal yang
seharusnya diciptakan di Indonesia untuk dapat mendukung semangat dan tumbuhnya
jiwa-jiwa entrepreneurship di kalangan muda di Indonesia khususnya dalam bidang
IT, yang pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Faktor–faktor yang Harus Dihadapi atau Diperhitungkan
1. Barang dan Jasa yang akan dijual
Barang yang dijual didalam dunia IT
atau yang dijual didunia internet merupakan barang yang tidak memiliki waktu
kadaluarsa ataupun memiliki waktu yang lama dalam hal kadaluarsa, karna jika
barang memiliki waktu kadaluarsa yang singkat maka barang akan terlanjur
kadaluarsa sebelum dijual sehingga akan merugikan penjual. barang yang dijual
didunia it biasanya merupakan barang yang dijual di toko online, kriteria
barang atau produk yang menguntungkan untuk dijual secara online :
2. Profit minimal Rp50.000
Setiap orang punya target profit
yang harus didapat per bulannya masing-masing. Tapi perlu diingat bila kita
berjualan online, melayani orang yang memesan 1 produk yang mempunyai profit
Rp.10.000 akan sama capeknya dengan
melayani orang yang memesan 1 produk yang mempunyai profit Rp.100.000. Biaya
promosi sebuah toko online yang hampir sama tapi produk yang dijual beda
profitnya. Jadi sebaiknya kita harus pintar memilih produk apa yang akan dijual
sebelum terjun ke dunia jualan online.
3. Produk sangat dibutuhkan
Ini hanya untuk memperbesar konversi
orang yang berkunjung ke toko online kita dan membeli dengan yang hanya
berkunjung untuk melihat-lihat saja. Semakin besar tingkat urgensi suatu produk
maka akan semakin besar pula konversi. Produk yang mempunyai tingkat urgensi
tinggi itu seperti obat, kosmetik, pelangsing, seragam kerja,dll. Produk bisa
kamu buat sendiri atau jadi reseller produk orang lain. Kalau mau cari produk
yang sesuai kriteria ini bisa cari di daftar supplier produk di daragang.com.
3. Produksi lancar
Ketika toko online kita ramai dan
banyak penjualan, maka akan timbul masalah ketika proses produksi macet. Kita
jadi tidak bisa menjual lagi, padahal permintaan terhadap produk sangat banyak
dan rutin. Sebaiknya kita memastikan apakah produk tersebut akan lancar
produksinya bila kita berhasil menjualnya dalam jumlah yang besar dan
berkelanjutan.
4. Mempunyai trend yang stabil, tidak musiman.
Suatu produk ada yang sepanjang
tahun dibutuhkan ada yang hanya dibutuhkan musiman saja. Bila kita ingin
menjadikan jualan online sebagai penghasilan rutin kita maka sebaiknya kita
pilih yang trend kebutuhannya stabil. Contoh yang stabil misalnya produk
fashion, obat-obatan, gadget,dll. Contoh yang musiman itu misalnya baju muslim,
topi natal, coklat valentine.
Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Apabila Anda memutuskan untuk
membuka lapangan kerja sendiri (wirausaha), baik dalam skala kecil, menengah,
maupun besar, kemampuan sumber daya manusia akan teknologi informasi dalam
bentuk Digital literacy mutlak diperlukan. Secara umum, Digital leteracy
didefinisikan sebagai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap umat
manusia di abad teknologi saat ini, untuk dapat secara mudah, efektif, dan
efisien (disertai dengan pemikiran yang kritis dan membangun) di dalam
menggunakan teknologi-teknologi yang ada (dan juga diharapkan dapat turut serta
untuk ikut membangun dan mengembangkan teknologi-teknologi tersebut).
Hampir semua kegiatan usaha (bisnis) Anda akan
memerlukan bantuan komputer dan teknologi lainnya. Beberapa
buah kemampuan di bidang teknologi informasi yang diperlukan di dunia kerja,
baik di perusahaan swasta (BUMS), perusahaan negara (BUMN), maupun instansi
pemerintahan, antara lain sebagai berikut:
ü Kemampuan
di dalam pengoperasian koperasi komputer dekstop (menyalakan komputer,
mematikan komputer, instalasi sistem operasi, instalasi aplikasi, perbaikan
aplikasi dan perangkat keras komputer.
ü Kemampuan
teknik di satu atau beberapa buah aplikasi sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Misalkan untuk perkantoran (dengan kemampuan pada aplikasi
perkantoran), untuk pelayanan (dengan kemampuan dibidang server, database,
Point of Sale, analisis, ERP,CRM), dan lain-lain.
ü Kemampuan
di bidang non teknis namun memerlukan juga peranan komputer. Misalkan untuk
desain grafis, animasi, dokumentasi, marketing online, percetakan, dan
lain-lain.
Jenis Badan Usaha yang Dipilih
Pendirian suatu badan hukum
perusahaan haruslah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Ada beberapa
faktor untuk memilih badan usaha yang akan dijalankan. Dalam praktiknya,
pertimbangan utama pemilihan bentuk badan hukum perusahaan antara lain:
1. Jenis usaha yang dijalankan
Hal
pertama yang dipertimbangkan adalah jenis usaha apa yang akan dijalankan.
Sesuai dengan keinginan, badan usaha yang akan dijalankan bisa dalam bentuk perdagangan, industri
dsb. Orang yang ingin membuka usaha, harus selektif dalam memilih jenis usaha
yang mengeluarkan modal tidak terlalu besar dengan resiko kerugian kecil.
2. Batas
wewenang dan tanggung jawab pemilik
Ketika
menjalankan bisnis, ada 2 hal yang sangat erat berkaitan, yaitu mengenai
pengambilan keputusan dan batas kewenangan dalam menjalankan bisnis. Karakter
badan usaha sangat menentukan hal ini. Karena tidak semua badan usaha memiliki
pemisahan tanggung jawab antara pemilik dengan badan usahanya. Dalam hal
memilih CV atau Firma sebagai badan usaha, ketika timbul suatu kerugian, maka
kerugian tersebut menjadi tanggung jawab pemiliknya juga, hingga ke harta
pribadi. Berbeda dengan Perseroan Terbatas, dimana ada keterbatasan tanggung
jawab.
3. Kapasitas
Keuangan dan Kemudahan Pendirian
Umumnya
para pebisnis berskala kecil, ingin memilih pendirian badan usaha yang
prosesnya sederhana dan biaya sesuai dengan kapasitas keuangannya. Ketika
budgetnya tidak mencukupi untuk mendirikan Perseroan Terbatas, seringkali badan
yang dipilih adalah CV. Namun yang harus diperhatikan adalah karakter dari
badan usaha yang dipilih berikut tanggung jawabnya.
4. Kemudahan
memperoleh modal
Dalam
bisnis, pemisahan keuangan pribadi dengan bisnis adalah hal mutlak. Ketika
membuat badan usaha, diharapkan dapat membuat rekening atas nama perusahaan
tersebut. Sehingga, untuk keperluan permodalan, akan dapat dengan mudah
mengajukan ke perbankan atau investor apabila cash flow yang telah berdiri
sendiri dan berjalan baik dari bisnis tersebut sudah diletakkan pada wadah
khusus, yaitu rekening perusahaan.
5. Besarnya
resiko kepemilikan
Para
pengusaha harus memikirkan resiko-resiko yang akan terjadi dalam perusahaannya. Misalnya
pengusaha dalam bidang industri akan menggunakan alat-alat produksi yang
membutuhkan perawatan sesering mungkin agar terhindar dari resiko kerusakan,
cacat, dll.
6.
Perkembangan usaha
Pengusaha haruslah visioner, oleh
karena itu optimisme dalam mengembangkan bisnis juga merupakan pertimbangan
dalam memilih badan usaha. Seiring dengan perkembangan bisnis, maka tidak hanya
omset yang makin besar, namun resikonya juga makin besar. Oleh karena itu perlu
disesuaikan dan dipersiapkan strategi memilih badan usaha yang tepat.
7. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha
Agar usaha dapat terkoordinir dengan baik,
pengusaha hendaknya melibatkan pihak-pihak lain yang dapat mendukung jalannya
perusahaan. Pihak-pihak tersebut ditempatkan pada bagian-bagian yang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
8.
Kewajiban dari peraturan
pemerintah
Sebagai warga Negara yang baik, pengusaha
harus memperhatikan peraturan-peraturan pemerintah seperti ijin industri, NPWP,
akta notaries, pajak dan ijin domilisi.
USULAN
Jika anda ingin
membentuk wirausaha, terutama dalam bidang teknologi industri, banyak aspek
yang harus dipertimbangkan seperti badan usaha yang akan dibuat, barang
dan jasa yang akan dijual, profit
minimal, produktifitas, trend yang stabil, tidak
musiman, tempat lingkungan sekitar, tenaga pekerja yang berkompeten dan tidak
lupa mengurus segala izin sesuai peraturan yang berlaku.
HASIL EVALUASI
Salah
satu bidang usaha yang banyak menghasilkan entrepreneur muda sukses adalah
bidang IT. Bidang ini merupakan bidang yang paling terbuka untuk entrepreneur
tetapi juga merupakan bidang yang paling ketat persaingannya. Kemudahan untuk
memasuki bidang IT ini hampir sama dengan kemudahan terlempar keluar dari
bidang ini karena persaingan usaha, sehingga kemampuan untuk memilih usaha yang
tepat serta memiliki keterampilan yang tepat sangat diperlukan oleh setiap
entrepreneur yang akan memasuki bidang usaha IT.
Hal
lain yang perlu diperhatikan oleh seorang entrepreneur adalah kondisi
lingkungan usaha tempat perusahaan itu didirikan. Lingkungan usaha yang
kondusif ibarat tanah subur yang akan mendorong tumbuh suburnya bibit-bibit
perusahan baru hasil karya dari jiwa dan semangat entrepreneurship yang dipupuk
terus-menerus.
PENUTUP
Berdasarkan pada kajian teori diatas, bahwasannya dalam
mendirikan wirausaha dapat dilakukan secara manual ataupun online, namun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mendapatkan izin usaha, menentukan
target pendapatan, menentukan barang atau jasa apa yang akan dijual serta
menentukan SDM yang memadai untuk mendukung wirausaha dalam bidang teknologi.
REFRENSI
[1] Ekananta,2013. Menjadi
Wirausahawan Bidang IT di Indonesia.
http://web.binus.ac.id/bec/Articles/Articles2.aspx
diakses pada : 10 Nevember
2015
[2] Jamilah,SKom.MT. Aspek
Bisnis.
http://jamilah.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43186/aspek_bisnis.doc
diakses pada : 11 Nevember
2015
[3] Syafirah Shella
Novianty, 2013. Pengaruh Biaya Produksi terhadap harga jual.
https://www.academia.edu/5299804/PENGARUH_BIAYA_PRODUKSI_TERHADAP_
HARGA_JUAL_PADA_INDUSTRI_KECIL_KERIPIK_TEMPE_DITANJUNGPINANG
HARGA_JUAL_PADA_INDUSTRI_KECIL_KERIPIK_TEMPE_DITANJUNGPINANG
diakses pada : 11 November
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar