Sabtu, 14 November 2015

Membangun Wirausaha di Bidang Teknologi Informasi

MEMBANGUN WIRAUSAHA DI BIDANG
TEKNOLOGI INFORMASI

KELOMPOK KECIL

EDHO PRATAMA BISMA ANDIKA              52412355
MUHAMMAD YAASIIN                                 55412128
RIZKY HERPUWARDI                                    56412608       
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA | FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA

ABSTRAK

            Untuk membangun suatu badan usaha diperlukan persiapan yang matang, pertimbangan utama pemilihan bentuk badan usaha seperti : jenis usaha yang dijalankan, perkembangan usaha, kapasitas keuangan, kemudahan pendirian, kewajiban dari pertauran pemerintah, batas wewenang dan tanggung jawab pemilik, besarnya resiko kepemilikan dan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha.
Ada beberapa faktor yang harus dihadapi dan diperhitungkan dalam pendirian badan usaha khususnya di bidang IT, barang atau jasa yang akan dijual harus sangat diperhitungkan dengan matang. Selain itu sumber daya manusia atau tenaga kerjanya juga harus berkompeten dibidangnya. Digital literacy mutlak diperlukan untuk seluruh sumber daya manusia. Digital literacy didefinisikan sebagai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap umat manusia di abad teknologi saat ini, untuk dapat secara mudah, efektif, dan efisien di dalam menggunakan teknologi-teknologi yang ada.
Kata Kunci : Badan Usaha, Teknologi Informasi, Bisnis


PENDAHULUAN

            Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi merupakan semua perangkat atau peralatan yang dapat membantu seseorang bekerja dan segala hal yang berhubungan dengan suatu proses, dan juga bagaimana suatu informasi itu dapat sampai ke pihak yang membutuhkan, baik berupa data, suara ataupun video. Di bidang ekonomi dan bisnis, perkembangan teknologi telah dan sangat berpengaruh terhadap aspek ekonomi dan bisnis di dunia dan secara khusus di Indonesia. Wirausaha merupakan salah satu contoh perusahaan bisnis yang bergerak di bidang TI.
            Dua aspek penting dalam pengembangan bisnis yang berhubungan dengan Teknologi Informasi adalah infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Selain kedua aspek tersebut, tentunya masih banyak aspek lain seperti finansial. Namun, lemahnya infrastruktur dan kelangkaan SDM merupakan penyebab utama lambannya bisnis IT. Langkanya sumber daya manusia IT yang menguasai digital literacy merupakan masalah utama di seluruh dunia. Kelangkaan ini disebabkan meledaknya bisnis yang berbasis IT (dan khususnya bisnis yang berbasis Internet).

KAJIAN TEORI

            Dunia Teknologi Informasi (IT) adalah sebuah dunia usaha dan teknologi yang paling banyak menghasilkan enterpreneur yang sukses baik secara bisnis maupun keuangan. Nama-nama seperti Hewlet-Packard, Bill Gates, Lerry Elison, Steve Jobs, dan Michael Dell merupakan nama-nama pendiri perusahaan di bidang Teknologi Informasi, dan merupakan entrepreneur murni karena mereka memulai usaha yang baru sama sekali dan di usia yang cukup muda.
            Melihat kondisi inilah maka tidak heran kalau banyak sekali enterpreneur yang ingin mendirikan usaha dalam bidang IT, bahkan di era dot-com, hampir semua entrepreneur berusaha mendirikan perusahaan dot-com. Seiring dengan berlalunya era dot-com dan dengan jatuhnya banyak perusahaan dot-com, tetap tidak mengurangi semangat para entrepreneur muda untuk mencoba peruntungan mereka dalam dunia IT ini.

Membangun usaha dalam bisnis IT

            Dunia IT merupakan sebuah dunia yang sangat menjanjikan bagi para entrepreneur muda karena sifatnya yang sangat terbuka bagi siapa saja yang berminat memasukinya, bahkan untuk menggambarkan betapa terbukanya bidang ini dinyatakan oleh pernyataan seorang aktor dalam sebuah film fiksi tentang perusahaan IT yang berjudul “Anti Trust” mengatakan bahwa “Every student who works on their garage is potentianly become a competitor in this business…”
            Setiap mahasiswa yang bekerja dari sebuah garasi di rumahnya untuk membuat perangkat lunak IT berpotensi untuk menjadi pesaing bagi perusahaan yang telah beroperasi terlebih dahulu. Seperti juga sebuah bisnis pada umumnya, jika gampang memasukinya maka gampang pula untuk terlempar keluar dari persaingan, oleh sebab itu pemahaman dan pemilihan dalam membangun sebuah bisnis, khususnya dalam bidang IT sangat menentukan sukses tidaknya usaha tersebut dijalankan.
Walaupun banyak sekali bidang bisnis IT, tetapi pada umumnya bidang usaha yang sering dimasuki oleh seorang pebisnis baru adalah perusahaan pengembangan perangkat lunak aplikasi (software house), konsultan implementasi teknologi informasi baik itu implementasi hardware maupun implementasi software, distributor dari produk-produk IT, baik hardware ataupun software dan training dan pendidikan bidang IT. Dari keempat bidang itulah, muncul berbagai varians dari bisnis IT yang biasanya merupakan bentuk spesialisasi dari keempat bidang usaha tersebut. Untuk sukses dalam bisnis dalam bidang ini faktor yang paling berpengaruh adalah ketepatan memasuki pasar (time-to-market) dan juga kualitas sebuah produk atau solusi yang dimiliki. Terlambat memasuki pasar berarti akan kehilangan kesempatan menjadi market leader, sedangkan terlalu awal masuk pasar akan dibebani biaya besar untuk melakukan pendidikan pasar. Faktor yang kedua yaitu kualitas dari produk atau solusi yang akan menjamin kesinambungan perusahaan dalam bisnis ini. Kualitas yang jelek  akan menyebabkan hilangnya kepercayaan dari pelanggan, walaupun time-to-market nya sudah tepat.
            Walaupun pilihan bisnis sudah dilakukan dan juga time-to-market sudah dipilih dengan baik, masih terdapat beberapa syarat yang perlu diperhatikan untuk dapat menjamin suksesnya usaha yang dibangun. Syarat-syarat tersebut meliputi:
·        Melakukan pilihan terhadap jenis usaha yang paling dikuasai oleh si entrepreneur baik dalam bidang teknologi ataupun dalam bidang pasar dan pelanggan yang membutuhkan market tersebut.
·        Melakukan pillihan pada jenis usaha yang mempunyai prospek pasar yang akan berkembang di masa mendatang. Memasuki usaha yang sudah ada hanya akan menambah ketat persaingan yang pada akhirnya akan mengurangi margin keuntungan usaha.
            Untuk menjadi seorang entrepreneur, apalagi entrepreneur muda dalam bidang IT, semangat saja belumlah cukup. Diperlukan berbagai keterampilan dan kemampuan dari sang entrepreneur untuk dapat sukses memasuki bidang tersebut. Beberapa kemampuan utama yang harus dimiliki oleh seorang Enterpreneur dalam bidang IT adalah:
·        Kemampuan dalam bidang Penjualan (Salesmanship). Kemampuan ini merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur untuk membujuk calon pelanggan dalam menggunakan produk dan solusi yang dimiliki. Kegagalan dalam melakukan kegiatan penjualan maka perusahaan akan mati dan gagal untuk bertumbuh.
·        Kemampuan dalam bidang teknis yg cukup baik mengenai produk atau solusi yang ditawarkan. Kemampuan ini akan memberikan jaminan bahwa si entrepreneur mengetahui dengan pasti produk atau solusi yang diberikan dan mampu menjaga kualitas dari produknya untuk kepuasan pelanggan.
·        Pemahaman dalam bidang keuangan perusahaan (Accounting, Financial Report, Cash-flow management, dan lain-lain). Kemampuan dalam bidang ini sangat diperlukan untuk dapat melakukan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Kegagalan dalam bidang ini akan menjadikan perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang berakibat dari gagalnya operasi perusahaan walaupun pada saat yang sama perusahaan memiliki pesanan yang cukup besar.
·        Kemampuan dalam bidang Human-Relationship adalah kemampuan yang tidak kalah pentingnya untuk dikuasai oleh seorang entrepreneur. Bidang bisnis IT sangat didominasi oleh manusia baik pembangun solusi ataupun pengguna, bahkan dalam dunia implementasi aplikasi perangkat lunak terdapat sebuah pendapat tak tertulis yang menyatakan bahwa faktor sukses tidaknya sebuah implementasi aplikasi perangkat lunak 20% ditentukan oleh produknya sedangkan 80% lebih ditentukan oleh manusianya yang meliputi programmer, konsultan, manajer proyek, dan juga pengguna akhir. Hal ini menjadi indikator sangat kuat bahwa faktor Human-Relationship sangat berpengaruh dalam kesuksesan entrepreneur dalam bidang IT.

Lingkungan Usaha di Indonesia
       Sebuah perusahaan ibaratnya sebuah bibit tanaman yang disebarkan di permukaan tanah. Tumbuh tidaknya sebuah bibit selain ditentukan oleh kualitas bibit itu sendiri juga ditentukan oleh lingkungan tempat bibit tersebut berada. Dalam melakukan kegiatan sebagai entrepreneur bidang IT di Indonesia, lingkungan dan kondisi usaha di Indonesia sangatlah menentukan sukses tidaknya perusahaan yang baru dibangun oleh seorang entrepreneur.
       Secara umum, lingkungan dan kondisi usaha di Indonesia masih belum mampu mendukung seorang entrepreneur untuk dengan mudah mendirikan dan menjalankan perusahaan sendiri khususnya usaha dalam bidang IT. Beberapa kondisi ekonomi dan dunia usaha Indonesia yang tidak kondusif seperti:
·        Belum adanya regulasi khusus yang mendukung kegiatan perusahaan start-up seperti tidak adanya insentif pajak dari pemerintah. Di Indonesia, semua perusahaan baik perusahaan kecil atau besar mengikuti peraturan yang sama. Hal ini memang seringkali dirasakan memberatkan bagi perusahaan start-up yang tentunya terbatas dalam bidang operasi dan pendanaannya.
·        Belum adanya dukungan dari dunia komunitas keuangan Indonesia seperti belum adanya kredit dari perbankan untuk operasi perusahaan dengan bunga dan persyaratan yang memadai. Hampir semua bank mensyaratkan agunan (kolateral) dalam bentuk bangunan atau deposito untuk setiap usulan pendanaan yang dipastikan sangat sulit dilakukan oleh sebuah perusahaan start-up. Bahkan dalam lingkungan entrepreneurship sering dikenal sebuah pameo yang mengatakan perbankan hanya meminjamkan uang kepada perusahaan yang tidak membutuhkan pendanaan, sedangkan perusahaan yang membutuhkan pendanaan sangat sulit dalam mengakses fasilitas keuangan yang ada.
·        Masih lemahnya perlindungan dan penghargaan dalam bidang patent yang berakibat masih kurangnya entrepreneur Indonesia yang menekuni pengembangan perangkat lunak aplikasi, karena tidak ada jaminan bahwa aplikasi mereka tidak digandakan secara illegal.
·        Belum adanya semangat untuk mendukung dunia wirausaha dari perusahaan pemerintah di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peraturan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan negara atau BUMN dilakukan minimal 30 hari setelah semua dokumen disetujui. Persyaratan ini berlaku bagi perusahaan besar dan juga perusahaan kecil yang berarti bahwa perusahaan kecil atau baru memberikan pinjaman selama setidaknya 30 hari kepada perusahaan negara atau BUMN tersebut. Hal ini tentunya sangat memberatkan perusahaan start-up

                   Itulah kondisi dan lingkungan dunia usaha di Indonesia yang menurut pandangan penulis sampai saat ini belum kondusif untuk mendukung semangat kewirausahaan (entrepreneurship) di Indonesia. Sebagai perbandingan, di Canada terdapat sebuah badan yang disebut IRAP (Industrial Research Assistance Programme) yang merupakan bagian atau program dari National Research Council. Misi dari IRAP ini adalah membantu industri kecil dan menengah dalam mengembangkan kemampuannya di bidang teknologi dan inovasi. IRAP memberikan konsultasi pada usaha bisnis baru tentang potensi, kelemahan dari bisnis tersebut, kompetitor, dan pakar-pakar di Canada yang dapat dihubungi untuk melakukan konsultasi teknologi, dan hal-hal lain yang sangat berguna bagi perusahaan yang baru berkembang. Semua jasa konsultasi tersebut dapat diperoleh dengan biaya yang sangat terjangkau. Di samping itu, Canada juga memiliki sebuah pasar modal yang dikhususkan bagi perusahaan start-up yang sebagian besar merupakan perusahaan IT.
                   Kondisi di Canada ini merupakan kondisi ideal yang seharusnya diciptakan di Indonesia untuk dapat mendukung semangat dan tumbuhnya jiwa-jiwa entrepreneurship di kalangan muda di Indonesia khususnya dalam bidang IT, yang pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.
                                                                             
Faktor–faktor yang Harus Dihadapi atau Diperhitungkan

1. Barang dan Jasa yang akan dijual
            Barang yang dijual didalam dunia IT atau yang dijual didunia internet merupakan barang yang tidak memiliki waktu kadaluarsa ataupun memiliki waktu yang lama dalam hal kadaluarsa, karna jika barang memiliki waktu kadaluarsa yang singkat maka barang akan terlanjur kadaluarsa sebelum dijual sehingga akan merugikan penjual. barang yang dijual didunia it biasanya merupakan barang yang dijual di toko online, kriteria barang atau produk yang menguntungkan untuk dijual secara online :

2. Profit minimal Rp50.000
                        Setiap orang punya target profit yang harus didapat per bulannya masing-masing. Tapi perlu diingat bila kita berjualan online, melayani orang yang memesan 1 produk yang mempunyai profit Rp.10.000 akan sama capeknya dengan melayani orang yang memesan 1 produk yang mempunyai profit Rp.100.000. Biaya promosi sebuah toko online yang hampir sama tapi produk yang dijual beda profitnya. Jadi sebaiknya kita harus pintar memilih produk apa yang akan dijual sebelum terjun ke dunia jualan online.

3. Produk sangat dibutuhkan
                        Ini hanya untuk memperbesar konversi orang yang berkunjung ke toko online kita dan membeli dengan yang hanya berkunjung untuk melihat-lihat saja. Semakin besar tingkat urgensi suatu produk maka akan semakin besar pula konversi. Produk yang mempunyai tingkat urgensi tinggi itu seperti obat, kosmetik, pelangsing, seragam kerja,dll. Produk bisa kamu buat sendiri atau jadi reseller produk orang lain. Kalau mau cari produk yang sesuai kriteria ini bisa cari di daftar supplier produk di daragang.com.

3. Produksi lancar
                        Ketika toko online kita ramai dan banyak penjualan, maka akan timbul masalah ketika proses produksi macet. Kita jadi tidak bisa menjual lagi, padahal permintaan terhadap produk sangat banyak dan rutin. Sebaiknya kita memastikan apakah produk tersebut akan lancar produksinya bila kita berhasil menjualnya dalam jumlah yang besar dan berkelanjutan.

4. Mempunyai trend yang stabil, tidak musiman.
                        Suatu produk ada yang sepanjang tahun dibutuhkan ada yang hanya dibutuhkan musiman saja. Bila kita ingin menjadikan jualan online sebagai penghasilan rutin kita maka sebaiknya kita pilih yang trend kebutuhannya stabil. Contoh yang stabil misalnya produk fashion, obat-obatan, gadget,dll. Contoh yang musiman itu misalnya baju muslim, topi natal, coklat valentine.
           
Kebutuhan Sumber Daya Manusia

   Apabila Anda memutuskan untuk membuka lapangan kerja sendiri (wirausaha), baik dalam skala kecil, menengah, maupun besar, kemampuan sumber daya manusia akan teknologi informasi dalam bentuk Digital literacy mutlak diperlukan. Secara umum, Digital leteracy didefinisikan sebagai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap umat manusia di abad teknologi saat ini, untuk dapat secara mudah, efektif, dan efisien (disertai dengan pemikiran yang kritis dan membangun) di dalam menggunakan teknologi-teknologi yang ada (dan juga diharapkan dapat turut serta untuk ikut membangun dan mengembangkan teknologi-teknologi tersebut).
Hampir semua kegiatan usaha (bisnis) Anda akan memerlukan bantuan komputer dan teknologi lainnya. Beberapa buah kemampuan di bidang teknologi informasi yang diperlukan di dunia kerja, baik di perusahaan swasta (BUMS), perusahaan negara (BUMN), maupun instansi pemerintahan, antara lain sebagai berikut:
ü  Kemampuan di dalam pengoperasian koperasi komputer dekstop (menyalakan komputer, mematikan komputer, instalasi sistem operasi, instalasi aplikasi, perbaikan aplikasi dan perangkat keras komputer.
ü  Kemampuan teknik di satu atau beberapa buah aplikasi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Misalkan untuk perkantoran (dengan kemampuan pada aplikasi perkantoran), untuk pelayanan (dengan kemampuan dibidang server, database, Point of Sale, analisis, ERP,CRM), dan lain-lain.
ü  Kemampuan di bidang non teknis namun memerlukan juga peranan komputer. Misalkan untuk desain grafis, animasi, dokumentasi, marketing online, percetakan, dan lain-lain.

Jenis Badan Usaha yang Dipilih

                 Pendirian suatu badan hukum perusahaan haruslah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Ada beberapa faktor untuk memilih badan usaha yang akan dijalankan. Dalam praktiknya, pertimbangan utama pemilihan bentuk badan hukum perusahaan antara lain:

1. Jenis usaha yang dijalankan
Hal pertama yang dipertimbangkan adalah jenis usaha apa yang akan dijalankan. Sesuai dengan keinginan, badan usaha yang akan dijalankan bisa             dalam bentuk perdagangan, industri dsb. Orang yang ingin membuka usaha, harus selektif dalam memilih jenis usaha yang mengeluarkan modal tidak terlalu besar dengan resiko kerugian kecil.

2. Batas wewenang dan tanggung jawab pemilik
Ketika menjalankan bisnis, ada 2 hal yang sangat erat berkaitan, yaitu mengenai pengambilan keputusan dan batas kewenangan dalam menjalankan bisnis. Karakter badan usaha sangat menentukan hal ini. Karena tidak semua badan usaha memiliki pemisahan tanggung jawab antara pemilik dengan badan usahanya. Dalam hal memilih CV atau Firma sebagai badan usaha, ketika timbul suatu kerugian, maka kerugian tersebut menjadi tanggung jawab pemiliknya juga, hingga ke harta pribadi. Berbeda dengan Perseroan Terbatas, dimana ada keterbatasan tanggung jawab.

3. Kapasitas Keuangan dan Kemudahan Pendirian
Umumnya para pebisnis berskala kecil, ingin memilih pendirian badan usaha yang prosesnya sederhana dan biaya sesuai dengan kapasitas keuangannya. Ketika budgetnya tidak mencukupi untuk mendirikan Perseroan Terbatas, seringkali badan yang dipilih adalah CV. Namun yang harus diperhatikan adalah karakter dari badan usaha yang dipilih berikut tanggung jawabnya.

4. Kemudahan memperoleh modal
Dalam bisnis, pemisahan keuangan pribadi dengan bisnis adalah hal mutlak. Ketika membuat badan usaha, diharapkan dapat membuat rekening atas nama perusahaan tersebut. Sehingga, untuk keperluan permodalan, akan dapat dengan mudah mengajukan ke perbankan atau investor apabila cash flow yang telah berdiri sendiri dan berjalan baik dari bisnis tersebut sudah diletakkan pada wadah khusus, yaitu rekening perusahaan.

5. Besarnya resiko kepemilikan
                        Para pengusaha harus memikirkan resiko-resiko yang akan terjadi             dalam perusahaannya. Misalnya pengusaha dalam bidang industri akan menggunakan alat-alat produksi yang membutuhkan perawatan sesering mungkin agar terhindar dari resiko kerusakan, cacat, dll.

6.   Perkembangan usaha
               Pengusaha haruslah visioner, oleh karena itu optimisme dalam mengembangkan bisnis juga merupakan pertimbangan dalam memilih badan usaha. Seiring dengan perkembangan bisnis, maka tidak hanya omset yang makin besar, namun resikonya juga makin besar. Oleh karena itu perlu disesuaikan dan dipersiapkan strategi memilih badan usaha yang tepat.

7.   Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha
Agar usaha dapat terkoordinir dengan baik, pengusaha hendaknya melibatkan pihak-pihak lain yang dapat mendukung jalannya perusahaan. Pihak-pihak tersebut ditempatkan pada bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

8.   Kewajiban dari peraturan pemerintah
Sebagai warga Negara yang baik, pengusaha harus memperhatikan peraturan-peraturan pemerintah seperti ijin industri, NPWP, akta notaries, pajak dan ijin domilisi.

USULAN

       Jika anda ingin membentuk wirausaha, terutama dalam bidang teknologi industri, banyak aspek yang harus dipertimbangkan seperti badan usaha yang akan dibuat, barang dan jasa yang akan dijual, profit minimal, produktifitas, trend yang stabil, tidak musiman, tempat lingkungan sekitar, tenaga pekerja yang berkompeten dan tidak lupa mengurus segala izin sesuai peraturan yang berlaku.

HASIL EVALUASI

                 Salah satu bidang usaha yang banyak menghasilkan entrepreneur muda sukses adalah bidang IT. Bidang ini merupakan bidang yang paling terbuka untuk entrepreneur tetapi juga merupakan bidang yang paling ketat persaingannya. Kemudahan untuk memasuki bidang IT ini hampir sama dengan kemudahan terlempar keluar dari bidang ini karena persaingan usaha, sehingga kemampuan untuk memilih usaha yang tepat serta memiliki keterampilan yang tepat sangat diperlukan oleh setiap entrepreneur yang akan memasuki bidang usaha IT.
                 Hal lain yang perlu diperhatikan oleh seorang entrepreneur adalah kondisi lingkungan usaha tempat perusahaan itu didirikan. Lingkungan usaha yang kondusif ibarat tanah subur yang akan mendorong tumbuh suburnya bibit-bibit perusahan baru hasil karya dari jiwa dan semangat entrepreneurship yang dipupuk terus-menerus.

PENUTUP
                 Berdasarkan pada kajian teori diatas, bahwasannya dalam mendirikan wirausaha dapat dilakukan secara manual ataupun online, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mendapatkan izin usaha, menentukan target pendapatan, menentukan barang atau jasa apa yang akan dijual serta menentukan SDM yang memadai untuk mendukung wirausaha dalam bidang teknologi.

REFRENSI

[1] Ekananta,2013. Menjadi Wirausahawan Bidang IT di Indonesia.
         http://web.binus.ac.id/bec/Articles/Articles2.aspx
         diakses pada : 10 Nevember 2015
[2] Jamilah,SKom.MT. Aspek Bisnis.
         http://jamilah.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43186/aspek_bisnis.doc
         diakses pada : 11 Nevember 2015
[3] Syafirah Shella Novianty, 2013. Pengaruh Biaya Produksi terhadap harga jual.
          https://www.academia.edu/5299804/PENGARUH_BIAYA_PRODUKSI_TERHADAP_
          HARGA_JUAL_PADA_INDUSTRI_KECIL_KERIPIK_TEMPE_DITANJUNGPINANG
         diakses pada : 11 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar